Obesitas pada anak, kebanggaan atau masalah ???
Anak MH, laki-laki usia 7 tahun, berat badan (BB) 64 kg, tinggi badan (TB) 138 cm dan lingkar perut (LP) 101 cm, mengalami sesak napas hebat saat bermain di sekolah. Dari pemeriksaan foto rongten dada dan rekam jantung (EKG) didapatkan hasil yang normal. Namun dari pemeriksaan USG perut didapatkan gambaran perlemakan hati sedangkan dari pemeriksaan darah didapatkan gangguan fungsi hati (SGOT/SGPT yang meningkat) serta kadar kolesterol dan trigeliserida di atas nilai normal. MH memang memiliki kebiasaan makan banyak, baik nasi maupun camilan. Saat tidur selalu mendengkur cukup keras . Dari keluarga memang didapatkan bakat gemuk dari pihak keluarga ibu MH. Ibu MH pernah memberikan obat penurun berat badan berbentuk puyer namun setelah mengkonsumsi obat tersebut dalam 2 minggu, MH merasakan mual, muntah dan penurunan nafsu makan hingga menjadi lemas.Akhirnya puyer tersebut dihentikan dan MH kembali ke kebiasaan makannya yang tidak terkendali. MH lalu diarahkan untuk mengikuti Modifikasi Penatalaksanaan Obesitas pada Anak. Dengan pengaturan pola makan yang sesuai dengan tumbuh kembang anak, dalam waktu 35 minggu, berat badan MH menjadi 54 kg (turun rata-rata 350 gram/minggu) dan lingkar perut 78 cm, tanpa rasa lapar yang menyiksa.
Anak RN, perempuan usia 9,5 tahun, dengan BB 46,5 cm,TB 139 cm dan LP 85 cm, mengalami kejang tanpa demam saat tidur malam. Pemeriksaan CT scan menunjukkan hasil yang normal namun dari pemeriksaan rekam otak (EEG) didapatkan gangguan sehingga RN harus mengkonsumsi obat anti kejang selama 2 tahun. RN juga memiliki kebiasaan makan yang berlebihan serta mendengkur saat tidur. Dari pemeriksaan darah didapatkan kadar kolesterol dan trigeliserida di atas nilai normal. RN lalu menjalani program Modifikasi Penatalaksaan Obesitas pada Anak dan hasilnya setelah 4 bulan BB menjadi 41,5 kg (turun 300 gram/minggu) dengan LP 79 cm.
Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak dalam tubuh secara berlebihan. Dewasa ini obesitas pada anak telah menjadi masalah penting di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang.Terjadinya obesitas dipengaruhi oleh faktor genetik dan Iingkungan, yang menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi dalam kurun waktu yang cukup lama. Berat badan ibu saat hamil, berat badan lahir serta berat badan anak hingga usia 1 tahun tidak berhubungan dengan terjadinya obesitas. Namun kegemukan selama masa pra-sekolah, terlebih lagi usia sekolah, merupakan prediktor yang cukup akurat untuk terjadinya kegemukan saat dewasa.
Anak dengan obesitas cenderung memiliki perilaku makan binge eating, yaitu mengkonsumsi makanan dalam jumlah hanyak tanpa henti dan makin menjadi. Selain itu, dengan berkembangnya teknologi maka aktivitas fisik anak makin berkurang baik di rumah maupun di sekolah. Hal tersebut diperparah dengan budaya bangga dari orangtua bila memiliki anak yang gemuk.
Obesitas pada anak bukan merupakan masalah sepele karena berhubungan dengan berbagai komplikasi., antara lain : tingginya kadar lemak darah, hipertensi, diabetes mellitus dini, perlemakan hati, gangguan sendi dan bentuk tulang, terhambatnya aliran darah ke otak akibat timbunan lemak di jalan napas yang ditandai dengan tidur mendengkur, pubertas terlambat, serta masalah psikososial. Terjadinya kejang pada RN sebenarnya diakibatkan terhambatnya aliran oksigen menuju ke otak.
Jelaslah bahwa obesitas pada anak merupakan suatu masalah yang harus mendapatkan perhatian. Karena obesitas sangat berkaitan dengan pola dan kebiasaan makan yang tidak sehat dan dapat berlanjut hingga dewasa yang akhirnya akan sangat sulit dikendalikan. Itulah sebabnya mengapa dewasa ini penyakit-penyakit “orang tua” sudah menimpa mereka yang berusia 30 tahun, seperti : stroke, hipertensi, kencing manis, sakit ginjal, asam urat hingga penyakit jantung koroner. Mereka yang seharusnya produktif dan memiliki anak yang masih kecil sudah menjadi orang cacat.
Penanganan obesitas berbeda dengan dewasa karena anak masih tumbuh dan berkembang. Penggunaan obat dan cara-cara instan yang lazim digunakan oleh orang dewasa tidak dapat diterapkan pada anak. Menangani obesitas pada anak tidak melulu hanya menurunkan berat badan tapi yang terpenting adalah bagaimana anak dengan sadar dan senang hati menjalaninya hingga pada akhirnya dapat mengubah pola makan dan hidupnya menjadi kebiasaan yang sehat.
Konsultasikan masalah berat badan anak Anda yang berlebihan. Bukan semata untuk mencapai berat badan ideal, namun untuk membentuk pola hidup yang sehat dan menghindarkannya dari berbagai penyakit pada usia yang relatif muda.
Konsultasi Gizi diadakan tiap hari (Senin s/d Sabtu) di praktek Jl. Dharmahusada 176 Surabaya.
Anak dengan obesitas cenderung memiliki perilaku makan binge eating, yaitu mengkonsumsi makanan dalam jumlah hanyak tanpa henti dan makin menjadi. Selain itu, dengan berkembangnya teknologi maka aktivitas fisik anak makin berkurang baik di rumah maupun di sekolah. Hal tersebut diperparah dengan budaya bangga dari orangtua bila memiliki anak yang gemuk.
Obesitas pada anak bukan merupakan masalah sepele karena berhubungan dengan berbagai komplikasi., antara lain : tingginya kadar lemak darah, hipertensi, diabetes mellitus dini, perlemakan hati, gangguan sendi dan bentuk tulang, terhambatnya aliran darah ke otak akibat timbunan lemak di jalan napas yang ditandai dengan tidur mendengkur, pubertas terlambat, serta masalah psikososial. Terjadinya kejang pada RN sebenarnya diakibatkan terhambatnya aliran oksigen menuju ke otak.
Jelaslah bahwa obesitas pada anak merupakan suatu masalah yang harus mendapatkan perhatian. Karena obesitas sangat berkaitan dengan pola dan kebiasaan makan yang tidak sehat dan dapat berlanjut hingga dewasa yang akhirnya akan sangat sulit dikendalikan. Itulah sebabnya mengapa dewasa ini penyakit-penyakit “orang tua” sudah menimpa mereka yang berusia 30 tahun, seperti : stroke, hipertensi, kencing manis, sakit ginjal, asam urat hingga penyakit jantung koroner. Mereka yang seharusnya produktif dan memiliki anak yang masih kecil sudah menjadi orang cacat.
Penanganan obesitas berbeda dengan dewasa karena anak masih tumbuh dan berkembang. Penggunaan obat dan cara-cara instan yang lazim digunakan oleh orang dewasa tidak dapat diterapkan pada anak. Menangani obesitas pada anak tidak melulu hanya menurunkan berat badan tapi yang terpenting adalah bagaimana anak dengan sadar dan senang hati menjalaninya hingga pada akhirnya dapat mengubah pola makan dan hidupnya menjadi kebiasaan yang sehat.
Konsultasikan masalah berat badan anak Anda yang berlebihan. Bukan semata untuk mencapai berat badan ideal, namun untuk membentuk pola hidup yang sehat dan menghindarkannya dari berbagai penyakit pada usia yang relatif muda.
Konsultasi Gizi diadakan tiap hari (Senin s/d Sabtu) di praktek Jl. Dharmahusada 176 Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar