Tes Alergi merupakan suatu alat
untuk membantu menentukan zat yang menyebabkan gejala alergi kambuh. Seperti
kita ketahui, alergi merupakan penyakit yang didapat secara genetik, yaitu diwariskan
dari salah satu atau kedua orangtua, dan akan menetap seumur hidup. Beberapa
individu dikatakan telah “sembuh” dari alergi saat menginjak usia dewasa namun
sebenarnya alergi tidaklah hilang atau sembuh, tapi daya tahan tubuh yang sudah
stabil saat dewasa membuatnya lebih mampu beradaptasi. Selain itu, saat dewasa seseorang telah memiliki kesadaran diri untuk
menghindari zat yang dapat mencetuskan gejala alergi sehingga gejala alergi
tidak (jarang) kambuh dan seolah-olah alergi telah sembuh (hilang).
Gejala alergi pada usia anak
masih sering kambuh karena daya tahan tubuh anak masih belum stabil dan anak
masih belum mengerti zat apa yang harus dihindari dan kalaupun sudah mengerti,
anak masih belum menyadari akibat yang timbul. Terlebih lagi bila zat yang
mencetuskan kambuhnya alergi tersebut tidak jelas atau tumpang tindih dengan
zat lain.
Alergi yang sering kambuh akan
menyebabkan seorang anak mengkonsumsi obat dalam jangka waktu relatif lama,
terganggu tumbuh kembangnya karena sering sakit dan tidak dapat menikmati masa
kecilnya karena waktu bermain berkurang dan anak dibatasi untuk menikmati
makanan/minuman yang disukai anak seusianya.
Untuk itulah diperlukan tes
alergi untuk membantu menentukan zat yang menyebabkan kambuhnya gejala alergi sehingga
anak tidak sering jatuh sakit.
Terdapat 3 jenis tes alergi untuk
anak yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yaitu :
1. Skin Prick Test (Tes Cukit Kulit)
Pada tes ini kulit akan
“dicukit” dan ditetesi beberapa zat yang umumnya mencetuskan gejala alergi. Bila
pada tempat suatu zat timbul bentol dalam waktu 30 menit berarti hasilnya
positif, yaitu anak alergi terhadap zat tersebut. Zat yang diuji meliputi zat
yang ditelan maupun yang dihirup, umumnya sekitar 25 – 30 alergen.
Dicukit di sini bukan dicungkil seperti
yang sering dikhawatirkan oleh orangtua namun hanya digores ringan dan tidak
berdarah. Dengan peralatan khusus dan “ramah” anak, pelaksanaan SPT ini tidak
menimbulkan rasa sakit dan tidak menyebabkan anak trauma secara psikis. Zat yang akan diuji juga harus memiliki
standar yang baik sehingga kita dapat memperoleh hasil akurat dan dapat dipercaya.
Meskipun hasil yang positif
menandakan adanya alergi, interpretasinya harus diseuaikan dengan kondisi
klinis anak. Jadi hasil tes yang sama pada 2 anak dapat berbeda dalam
pelaksanaan terapinya. Sebaiknya orangtua berkonsultasi dengan dokteri mengenai hasil tes alergi.
Syarat untuk pelaksanaan SPT adalah
anak bebas obat alergi selama 7 hari dan kulit
yang akan menjadi tempat pemeriksaan dalam kondisi sehat.
Skin Prick Test pada punggung anak |
Skin PrickTest pada punggung bayi |
Alat untuk men"cukit" (menggores) kulit.
Alat ini digunakan sekali pakai dan terbuat dari plastik sehingga anak tidak takut.
Pelaksanaan Skin Prick Test pada anak besar dilakukan di tangan
2. IgE RAST spesifik
Pemeriksaan ini hampir sama
dengan SPT namun bukan dengan mencukit kulit melainkan dengan pemeriksaan
darah. Pemeriksaan ini jauh lebih mahal
dibanding SPT namun pada kondisi tertentu terpaksa dilakukan karena anak tidak
dapat lepas dari obat alergi dan tidak terdapat area kulit yang cukup untuk
dilakukannya tes kulit.
3. Uji Eliminasi
dan Provokasi
Pemeriksaan
ini merupakan standar baku untuk pemeriksaan alergi. Zat yang dicurigai
dieliminasi dihilangkan selama 2 minggu lalu dicoba kembali. Bila gejala alergi
berkurang/menghilang selama eliminasi dan kemudian kambuh lagi saat zat
tersebut diberikan, maka dipastikan anak akan alergi terhadap zat tersebut.
Saya mau tanya, kmren saya bru saja melakukan test tusuk d doktr kulit. Tetapi alat yg digunakan itu bkn dg yg sekali pakai tp menggunakan semacam alat tusuk metal.sblm menusukkan ke lengan saya oun alat itu tdk di sterilkan dulu..yg mau saya tanyakan berbahayakah itu ? Dan apakah sibenarkan alat tes cukit menggunakan alat tusuk metal tidak sekali pakai ?
BalasHapusSaya mau tanya, kmren saya bru saja melakukan test tusuk d doktr kulit. Tetapi alat yg digunakan itu bkn dg yg sekali pakai tp menggunakan semacam alat tusuk metal.sblm menusukkan ke lengan saya oun alat itu tdk di sterilkan dulu..yg mau saya tanyakan berbahayakah itu ? Dan apakah sibenarkan alat tes cukit menggunakan alat tusuk metal tidak sekali pakai ?
BalasHapus