Halaman

Minggu, 28 Juni 2015

Tes Alergi pada Anak : Apa Manfaatnya dan Bagaimana Caranya ?



Tes Alergi merupakan suatu alat untuk membantu menentukan zat yang menyebabkan gejala alergi kambuh. Seperti kita ketahui, alergi merupakan penyakit yang didapat secara genetik, yaitu diwariskan dari salah satu atau kedua orangtua, dan akan menetap seumur hidup. Beberapa individu dikatakan telah “sembuh” dari alergi saat menginjak usia dewasa namun sebenarnya alergi tidaklah hilang atau sembuh, tapi daya tahan tubuh yang sudah stabil saat dewasa membuatnya lebih mampu beradaptasi. Selain itu, saat dewasa seseorang telah memiliki kesadaran diri untuk menghindari zat yang dapat mencetuskan gejala alergi sehingga gejala alergi tidak (jarang) kambuh dan seolah-olah alergi telah sembuh (hilang).

Gejala alergi pada usia anak masih sering kambuh karena daya tahan tubuh anak masih belum stabil dan anak masih belum mengerti zat apa yang harus dihindari dan kalaupun sudah mengerti, anak masih belum menyadari akibat yang timbul. Terlebih lagi bila zat yang mencetuskan kambuhnya alergi tersebut tidak jelas atau tumpang tindih dengan zat lain.

Alergi yang sering kambuh akan menyebabkan seorang anak mengkonsumsi obat dalam jangka waktu relatif lama, terganggu tumbuh kembangnya karena sering sakit dan tidak dapat menikmati masa kecilnya karena waktu bermain berkurang dan anak dibatasi untuk menikmati makanan/minuman yang disukai anak seusianya.

Untuk itulah diperlukan tes alergi untuk membantu menentukan zat yang menyebabkan kambuhnya gejala alergi sehingga anak tidak sering jatuh sakit.

Terdapat 3 jenis tes alergi untuk anak yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yaitu : 

1. Skin Prick Test (Tes Cukit Kulit)

Pada tes ini kulit akan “dicukit” dan ditetesi beberapa zat yang umumnya mencetuskan gejala alergi. Bila pada tempat suatu zat timbul bentol dalam waktu 30 menit berarti hasilnya positif, yaitu anak alergi terhadap zat tersebut. Zat yang diuji meliputi zat yang ditelan maupun yang dihirup, umumnya sekitar 25 – 30 alergen.

Dicukit di sini bukan dicungkil seperti yang sering dikhawatirkan oleh orangtua namun hanya digores ringan dan tidak berdarah. Dengan peralatan khusus dan “ramah” anak, pelaksanaan SPT ini tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak menyebabkan anak trauma secara psikis.  Zat yang akan diuji juga harus memiliki standar yang baik sehingga kita dapat memperoleh hasil  akurat dan dapat dipercaya.

Meskipun hasil yang positif menandakan adanya alergi, interpretasinya harus diseuaikan dengan kondisi klinis anak. Jadi hasil tes yang sama pada 2 anak dapat berbeda dalam pelaksanaan terapinya. Sebaiknya orangtua berkonsultasi dengan dokteri  mengenai hasil tes alergi. 

Syarat untuk pelaksanaan SPT adalah anak bebas obat alergi selama 7 hari dan kulit  yang akan menjadi tempat pemeriksaan dalam kondisi sehat.

Skin Prick Test pada punggung anak
Skin PrickTest pada punggung bayi


 



Alat untuk men"cukit" (menggores) kulit. 
Alat ini digunakan sekali pakai dan terbuat dari plastik sehingga anak tidak takut.




Pelaksanaan Skin Prick Test pada anak besar dilakukan di tangan



2. IgE RAST spesifik

Pemeriksaan ini hampir sama dengan SPT namun bukan dengan mencukit kulit melainkan dengan pemeriksaan darah. Pemeriksaan ini  jauh lebih mahal dibanding SPT namun pada kondisi tertentu terpaksa dilakukan karena anak tidak dapat lepas dari obat alergi dan tidak terdapat area kulit yang cukup untuk dilakukannya tes kulit.

3. Uji Eliminasi dan Provokasi

Pemeriksaan ini merupakan standar baku untuk pemeriksaan alergi. Zat yang dicurigai dieliminasi dihilangkan selama 2 minggu lalu dicoba kembali. Bila gejala alergi berkurang/menghilang selama eliminasi dan kemudian kambuh lagi saat zat tersebut diberikan, maka dipastikan anak akan alergi terhadap zat tersebut.

Tes Alergi (Skin Prick Test) akan diadakan di Praktek Dharmahusada no 176 Surabaya mulai bulan September 2015  pada hari Senin-Jumat, pagi/sore. Hubungi HP 0869876259 untuk perjanjian. Bila anak masih dalam kondisi minum obat, sebelum tes sebaiknya konsultasi terlebih dahulu.

2 komentar:

  1. Saya mau tanya, kmren saya bru saja melakukan test tusuk d doktr kulit. Tetapi alat yg digunakan itu bkn dg yg sekali pakai tp menggunakan semacam alat tusuk metal.sblm menusukkan ke lengan saya oun alat itu tdk di sterilkan dulu..yg mau saya tanyakan berbahayakah itu ? Dan apakah sibenarkan alat tes cukit menggunakan alat tusuk metal tidak sekali pakai ?

    BalasHapus
  2. Saya mau tanya, kmren saya bru saja melakukan test tusuk d doktr kulit. Tetapi alat yg digunakan itu bkn dg yg sekali pakai tp menggunakan semacam alat tusuk metal.sblm menusukkan ke lengan saya oun alat itu tdk di sterilkan dulu..yg mau saya tanyakan berbahayakah itu ? Dan apakah sibenarkan alat tes cukit menggunakan alat tusuk metal tidak sekali pakai ?

    BalasHapus