Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu
tubuh yang tinggi. Awam seringkali menyebut kejang demam dengan istilah “step”.
Kejang demam adalah jenis kejang yang paling sering terjadi pada anak.
Apakah sebenarnya kejang itu dan bagaimana kejang bisa
terjadi ?
Kejang adalah gerakan anggota tubuh yang tidak terkontrol
dan tidak disadari. Gerakan anggota tubuh tersebut dapat berupa gerakan tangan,
kaki, leher dan sebagainya. Gerakan tersebut bisa menekuk, lurus ataupun
keduanya.
Kejang terjadi akibat lepasnya muatan listrik yang
berlebihan dalam otak. Banyak hal yang menyebabkan kejadian ini, yaitu : suhu
tubuh yang tinggi (kejang demam), kekurangan cairan (dehidrasi), kekurangan
oksigen, perdarahan otak (misalnya pada trauma kepala)dan gangguan muatan
listrik otak yang dibawa sejak lahir ataupun yang diturunkan (yang sering
disebut epilepsi atau ayan).
Jadi banyak sekali hal yang menyebabkan kejang pada anak.
Topik kita sekarang adalah kejang demam
Kejang demam atau step adalah kejang yang disebabkan oleh
kenaikan suhu tubuh atau demam. Suhu tubuh yang dapat menyebabkan kejang
sangatlah bervariasi. Ada anak yang sudah mengalami kejang pada suhu tubuh 38⁰C
namun ada yang baru kejang setelah suhu tubuh mencapai 40⁰C.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibanding
perempuan dengan rasio 4:1 dan umumnya diturunkan dari orangtua ataupun kerabat
yang umumnya juga laki-laki, misalnya ayah,paman (baik dari pihak ayah ataupun
ibu), namun demikian perempuan juga dapat menurunkan (missal ibu ataupun bibi
baik dari pihak ibu maupun ayah). Namun demikian, bila tidak terdapat riwayat
step pada orangtua atau keluarga bukan berarti seorang anak 100% terbebas dari
risiko kejang demam. Oleh karena itu demam pada semua anak haus mendapat
perhatian dari orangtua.
Kejang demam dialami oleh anak usia 6 bulan hingga 6 tahun.
Bila seorang bayi berusia kurang dari 6 bulan ataupun lebih dari 6 tahun
mengalami kejang saat demam,harus dicurigai adanya penyakit lain, misalnya
epilepsi, infeksi otak ataupun tumor otak.
Umumnya kejang demam melibatkan kedua sisi anggota tubuh dan
gerakannya adalah menekuk dan lurus secara bergantian/ritmik atau yang
seringkali disebut kelojotan. Umumnya disertai dengan mata melirik ke atas,
keluar busa dari mulut serta buang air kecil/besar dengan tidak disadari. Bila
hanya satu sisi tubuh yang mengalami kejang harus dipastikan apakah kejang ini
adalah kejang demam ataukan terdapat penyebab yang lain.
Lama kejang berlangsung pada kejang demam tidak lebih dari
15 menit. Bila kejang berlangsung hingga 30 menit bahkan lebih harus dipikirkan
kemungkinan penyebab lain, misal : infeksi/radang otak
(meningitis/ensefalitis), epilepsi, perdarahan otak dan sebagainya.
Kejang demam adalah kejang yang termasuk “ringan” dalam arti
kata tidak terdapat kerusakan otak akibat kejang. Hal ini dapat dibuktikan
dengan pemeriksaan rekam otak atau EEG yang normal. Namun bila kejang
berlangsung lebih dari 15 menit bahkan lebih dari 30 menit, dapat terjadi
gangguan pada otak. Demikian pula bila kejang terjadi lebih dari 3 kali dalam
sehari meskipun kejang berlangsung kurang dari 15 menit. Hal ini disebabkan
otak tidak mendapat suplai oksigen saat kejang terjadi karena anak tidak
bernapas saat kejang berlangsung.sehingga makin lama kejang berlangsung atau
makin sering kejang terjadi maka otak anak akan mengalami kekurangan oksigen
yang berat . Tanda bahwa anak kekurangan oksigen adalah bibir yang tampak pucat
bahkan membiru. Oleh karena itu, jangan pernah menganggap sepele kejang demam
atau step meskipun si anak sudah “bawaan” step. Seringkali orangtua menganggap
bahwa bila anaknya step adalah hal yang “sudah biasa” sehingga tidak segera
membawa anaknya berobat. Jangan menunggu sampai kejang terjadi berulang atau
kejang tidak kunjung berhenti baru mencari pertolongan.
Bagaimana penanganan kejang demam ?
Saat ini terdapat obat untuk menghentikan kejang dengan
segera, yaitu obat yang dimasukkan ke dubur anak yang sedang kejang. Sekilas
memang praktis. Namun harus diketahui dan disadari oleh para orangtua bahwa
obat penghenti kejang tersebut adalah Diazepam, yang bekerja secara sentral,
yaitu mempengaruhi otak agar “tenang”. Hal ini ditunjukkan dengan kejang yang
berhenti namun harus diwaspadai bahwa napas anak pun dapat berhenti.
Kalaupun menghentikan kejang mudah dilakukan dengan obat
anti kejang dari dubur tersebut,namun apabila kejang bisa dicegah, untuk apa
kejang harus terjadi? Seperti telah diulas di atas, setiap kali kejang maka
anak tidak bernapas dan saat itu otak anak tidak mendapatkan oksigen.
Jadi, bagaimana mencegah terjadinya kejang demam atau step ?
Step tidak akan terjadi bila demam anak tidak melebihi
ambang batasnya. Seperti dijelaskan di atas, tiap anak memiliki ambang batas
step yang berbeda.
Adalah orangtua yang
mengetahui pada suhu tubuh berapa anaknya kejang. Namun hal tersebut tidaklah
selalu mudah karena orangtua sudah panik ataupun orangtua tidak terbiasa
mengukur suhu tubuh anaknya bila demam dan hanya mengandalkan perabaan dengan
tangan saja.
Pencegahan kejang demam harus dimulai dengan pencegahan
demam. Orangtua sebaiknya segera memberi obat penurun panas bila anak demam.
Terdapat berbagai macam obat penurun
panas, ada yang diminum dan dimasukkan dubur. Orangtua sebaiknya berkonsultasi
dengan dokter untuk menentukan pbat penurun panas yang terbaik untuk sang buah
hati. Sangat dianjurkan untuk meminta persediaan obat penurun panas yang cocok dari
dokter sehingga orangtua dapat memberi pertolongan sebelum berobat ke dokter.
Hal yang tidak jarangterjadi adalah orangtua langsung
memberi antibiotik ataupun mengulang resep sebelumnya yang dianggap cocok. Sebaiknya
orangtua membawa anak berobat karena kondisi anak saat ini bisa saja berbeda
dengan kondisi sakit yang sebelumnya. Terlebih lagi pemberian antibiotik tanpa
resep dokter akan menimbulkan risiko terjadi “kebal”.
Selain obat penurun panas, dianjurkan mengompres badan anak
dengan air hangat, bukan air dingin, air es ataupun alcohol. Kompres dapat
dilakukan pada seluruh tubuh terutama dahi, leher, ketiak dan selangkangan.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah : siapakan yang
mengasuh anak sehari-hari? Bila ayah dan ibu bekerja di luar rumah, orangtua
harus dapat menginformasikan dengan jelas kepada pengganti orangtua, misalnya
nenek, bibi, ataupun pengasuh lain. Namun jangan sampai terjadi obat yang
diberikan berlebihan dosisnya ataupun terlalu dekat jarak pemberiannya.
Sebaiknya orangtua tetap memantau meskipun yang memberikan obat adalah orang
lain.
Bagaiman bila kejang telanjur terjadi ?
Bila toh kejang tetap atau telanjur terjadi terjadi, jangan
menunda membawa anak ke rumah sakit (UGD), meskipun malam hari sekalipun.
Jangan pernah meremehkan bahwa kejang hanya akan terjadi satu kali dan bila
demamnya reda maka kejang tidak akan terjadi lagi. Hal ini pun harus diinformasikan
ke pengasuh bila anak kejang saat orangtua tidak di rumah : bagaimana harus ke
rumah sakit atau menuliskan nomor ambulans untuk segera mentransport sang buah
hati ke rumah sakit.
Saat kejang dilarang memberikan minuman ataupun makanan
apapun karena hal tersebut karena berisiko tersedak dan makanan/minuman
tersebut dapat masuk ke saluran napas, terjadi sesak napas dan jelas akan
memperburuk keadaan. Pemberian kopi bubuk yang dikabarkan dapat menghentikan
kejang ataupun mencegah kejang hingga saat ini belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
Hal terakhir yang perlu diperhatikan adalah sangat tidak
dianjurkan untuk memberI anak anti kejang oral (minum) tanpa indikasi yang
tepat sesuai yang disarankan oleh dokter. Jangan pernah hanya memikirkan agar
anak tidak mudah kejang saat demam namun perlu diperhatikan tentang efek
samping obat tersebut pada fungsi otak sang buah hati. Konsulltasikan pada
dokter agar anak mendapatkan obat yang tepat tanpa mengganggu fungsi dan
perkembangan otaknya.
Semoga
ulasan ini dapat menambah wawasan para orangtua tentang kejang demam dan dapat
mengatasi kejang demam dengan tepat. Dan yang terpenting adalah kita dapat
menyelamatkan fungsi otak sang buah hati agar kejang yang terjadi tidak
mengurangi potensi dan talentanya