Memiliki seorang anak merupakan
karunia yang sangat bermakna bagi orangtua. Anak merupakan sumber kebahagiaan
dan berkah hingga terdapat ungkapan “banyak anak, banyak rejeki”. Anak juga
merupakan pewaris, baik pewaris harta maupun pewaris marga. Oleh karena itu,
beberapa orangtua merasa belum lengkap bila belum memiliki anak laki ataupun
anak perempuan. Tidak jarang orangtua sampai memiliki anak di atas 4 orang
sampai mendapatkan anak yang diidamkannya.
Untuk menyambut datangnya sang
buah hati, berbagai hal disiapkan, mulai : nama, pakaian, mainan, berbagai
perlengkapan bayi, kamar tidur lengkap dengan dekorasinya, rumah baru,
bagaimana upacara/ritual baik saat sang buah hati masih dalam kandungan maupun
saat lahir dan sesudahnya, bagamana bentuk acara syukuran atau pesta, dan
sebagainya.
Hal-hal tersebut sah-sah saja
mengingat bahwa kehadiran anak merupakan saat-saat yang sangat membahagiakan.
Namun “perjalanan” tiap anak tidaklah sama.
Apa yang harus diketahui oleh orangtua?
Parents pastinya sudah tidak
asing lagi (atau minimal pernah mendengar) dengan beberapa masalah kehamilan di
bawah ini :
- Keguguran (baik saat kehamilan muda maupun lanjut)
- Perdarahan : selama kehamilan, saat melahirkan ataupun sesudah kelahiran
- Tekanan darah ibu yang tinggi saat kehamilan yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan menjadi terhambat
- Virus dan parasit, terutama TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV), Hepatitis B) dan yang makin merajalela saat ini adalah virus HIV.
- Infeksi pada jalan lahir atau air ketuban yang keruh yang dapat menyebabkan infeksi yang berat pada bayi
Parents tentunya juga sudah tidak
asing lagi dengan beberapa masalah pada bayi berikut ini :
- Cacat bayi sejak dalam kandungan, yang disebabkan oleh :
- Factor bawaan : baik dari gen orangtua maupun mutasi (perubahan struktur) gen dari janin sendiri
- Obat/zat yang toksik (berbahaya) bagi janin namun tidak diketahui/disadari oleh orangtua
- Infeksi pada ibu yang seringkali hanya menimbulkan gejala ingan pada ibu namun fatal bagi kondisi bayi
- Kuning pada bayi, mulai derajat ringan hingga derajat berat yang mengakibatkan kerusakan otak bayi.
- Alergi, terutama alergi susu sapi, yang mengakibatkan gejala : merah-merah pada kulit, grok-grok, nyeri perut hebat (kolik) dan berak berdarah
- Kelainan darah, baik yang bersifat menurun dari keluarga (thalasemia, hemophilia) maupun yang terjadi akibat mutasi gen (leukemia)
- Pembentukan organ tubuh yang tidak sempurna, misalnya :
- Pembentukan sekat jantung yang tidak sempurna atau sering disebut dengan “jantung bocor”
- Pembentukan otak dan tempurung kepala yang tidak sempurna
- Pembentukan saluran cerna yang tidak sempurna, misal tidak memiliki lubang anus
Masalah-masalah
tersebut tentu membuat orangtua dan keluarga merasa sedih terlebih lagi bila
masalah yang dialami oleh ibu dan atau bayi tersebut menimbulkan komplikasi
yang cukup berat dan lama, bahkan tidak bisa diobati.
Namun tahukah
parents, bahwa hampir seluruh masalah tersebut sebenarnya dapat dicegah dan
kalaupun tidak bisa dicegah, orangtua dapat bersiap sehingga masalah tersebut
dapat segera teratasi sehingga tidak menimbulkan komplikasi.
Karena kurangnya
informasi dan pemahaman tentang kesehatan ibu dan bayi, seringkali bila terjadi
masalah-masalh terebut di atas, yang dilakukan adalah mencegah agar tidak
menjadi berat karena kondisi bayi yang tidak normal sudah telanjur terjadi dan
tidak dapat kembali ke bentuk dan fungsi yang semestinya.
Persiapan kehamilan
seharusnya sudah dilakukan sebelum kehamilan terjadi bahkan sebelum pernikahan
karena kehamiln dapat terjadi kapan saja setelah pernikahan. Sehingga jelaslah
bahwa persiapan kehamilan seudah harus dipersiapkan bahkan sebelum pernikahan.
Beberapa masalah
pada bayi yang disebabkan oleh factor genetic memang tidak dapat dihindari
namun dengan persiapan yang baik maka orangtua sudah siap (baik materi maupun
mental) dalam menghadapi kondisi bayi.
Contoh : bayi
dengan riwayat alergi pada ayah/ibu/saudara kandung akan berisiko menderita
alergi susu sapi. Namun dengan persiapan yang baik maka orangtua sudah memahami
dan tidak kebingungan karena bayinya menunjukkan tanda alergi susu sapi, baik
bayi pada dengan ASI maupun dengan susu formula.
Apa yang harus dilakukan oleh orangtua ?
1. Berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan tentang :- Kesehatan dan kondisi organ reproduksi (organ yang berfungsi untuk kehamilan dan persalinan) : kista, mioma, dsb
- Kondisi kesehatan secara keseluruhan : kesehatan organ tubuh lain (jantung,paru,hati, ginjal), infeksi yang tidak disadari oleh ibu (TORCH, HIV), dsb
- Masalah kehamilan/persalinan yang sebelumnya : keguguran, perdarahan, keracunan kehamilan, cacat/kematian janin, dsb
- Penyakit yang terdapat pada orangtua dan sanak keluarga (saudara kandung, kakek nenek kedua belah pihak, paman bibi kedua belah pihak, sepupu/keponakan kedua belah pihak)
- Kondisi anak sebelumnya : alergi, kuning yang cukup berat, bayi kecil/besar
- Perkiraan kondisi anak yang sedang dikandung berdasarkan pemeriksaan oleh dokter kandungan sehingga orangtua dapat mencari jalan untuk mencegah atau mengatasi kondisi tersebut.
Hal penting lainnya
adalah persiapan mental orangtua menyambut hadirnya sang buah hati. Membesarkan
seorang anak, terutama mengurus bayi, kenyataannya tidaklah sesederhana seperti
yang ditampilkan oleh iklan di televisi. Umumnya orangtua “hanya” membayangkan
dan siap dengan bahagianya meiliki bayi namun tidak siap dengan segala “masalah”
nya. Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan calon ayah ibu tentang seluk beluk
bayi. Tidak jarang seorang ibu mengalami “baby blues” karena secara mental ibu “ternyata”
belum siap menerima kehadiran sang buah hati atau ibu merasa “sendirian” dalam membesarkan
sang buah hati. Perawatan seorang bayi sangat membutuhkan perhatian yang cukup
menyita waktu dan tenaga, terlebih lagi bila sang bayi tidak sepenuhnya berada dalam
kondisi sehat dan normal, pastinya akan membutuhkan perhatian dan biaya
perawatan yang jauh lebih besar. Peran
ayah dan keluarga sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang
anak. Anak yang diasuh dalam kebersamaan akan tumbuh dan berkembang jauh lebih
baik.